JANGAN BIARKAN RAKYAT INDONESIA
MENJADI SEPERTI
AYAM YANG MATI DI LUMBUNG PADI
Indonesia adalah negara yang subur, dengan sumber daya
alam yang melimpah. Namun saat ini, kita dapat melihat banyak sekali
pengangguran, banyak rakyat yang kelaparan, menjadi pengemis, pengamen, banyak
anak-anak terkena gizi buruk.
Indonesia merupakan negara pengekspor gula terbesar nomor
2 di dunia setelah Kuba pada zaman penjajahan Belanda. Tapi saat ini Indonesia
justru menjadi negaraa importir gula terbesar nomor 2 di dunia setelah Rusia.
Hal ini disebabkan oleh keraguan akan kemampuan meningkatkan produksi gula
Indonesia setelah merosotnya produksi gula sebesar 40 persen selama 6 tahun
dari tahun 1993 hingga 1999.
Hingga Uni Eropa menjadi pengekspor gula utama di dunia.
Padahal Uni Eropa menghasilkan gula dengan biaya produksi yang 20 persen lebih
mahal dari gula tebu yang diproduksi di Indonesia. Hal ini terjadi karena
negara tersebut melindungi potensi industri gulanya dan memanfaatkan pasar
didalam negerinya untuk memperkuat industrinya
Sedangkan di Indonesia, adanya gula murah dunia justru
menghancurkan industri gula negara. Adanya paha ayam murah dari AS
menghancurkan peternakan Indonesia. Bahkan Indonesia pernah menjadi negara
pengekspor beras terbesar didunia, namun saat ini Indonesia justru harus
mengimpor beras. Hal ini terjadi karena Indonesia tidak mampu melindungi dan
memanfaatkan industri dan sumber daya alam yang ada.
Sesuai dengan pribahasa kuno “Bagaikan ayam mati
dilumbung padi”. Bangsa ini selalu mengaku sebagai bangsa yang besar, bangsa
yang kaya, bangsa yang makmur, namun sayangnya sumber daya manusia yang ada
tidak mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik. Pada akhirnya
banyak sumber daya alam kita diambil alih produksi oleh negara-negara lain.
Sedangkan rakyat Indonesia justru hanya menjadi buruh yang membantu produksi
orang asing untuk mengambil sumber daya alam di Indonesia.
Hal ini terjadi karena ketidakmampuan rakyat Indonesia
untuk mengolah dan memaanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik karena
kurangnya pendidikan, keinginan, daya saing dengan negara lain, dan pesimisme
terhadap kemampuan diri sendiri.
Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia agar generasi penerus bangsa memiliki daya saing yang
tinggi dalam memproduksi sumber daya alam yang ada. Sehingga Indonesia kembali
menjadi negara yang besar, kaya akan sumber daya alam, makmur, dan memiliki
sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar