Kamis, 18 Desember 2014

FILSAFAT CINTA

FILSAFAT CINTA KHALIL GIBRAN

·      Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad.
Maksudnya, cinta datang tanpa ditentukan oleh waktu. Tidak peduli seberapa lama mereka salingb mengenal, tanpa adanya kecocokan cinta tidak akan pernah hadir meski mereka telah saling mengenal dalam waktu yang sangat lama.
Bahkan sebaliknya, cinta bisa saja datang diantara dua orang yang baru saja saling mengenal, karena cinta bisa datang karena adanya pesona kecocokan yang bisa saja terlihat pada pertemuan pertama.

·      Jangan sekali-kali berpikir bahwa engkau akan mampu memilih jalan sendiri sebab cintalah yang akan menuntunmu kejalannya.
                 Maksudnya, saat seseorang terlibat cinta, maka mereka tidak akan mampu memaksakan perasaan mereka sesuai dengan pikiran. Terkadang, saat mereka berpikir untuk memilih berhenti mencintai, tapi hati dan perasaan tidak bisa berhenti begitu saj, akan ada rasa sakit yang dirasakan saat seseorang tersebut memeksakan hati dan perasaan mereka untuk berhenti sesuai pilihan mereka.

·      Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau pedang disela-sela sayapnya melukaimu.
            Maksudnya, saat seseorang merasakan cinta maka ia akan berusaha untuk mendapatkannya tak peduli sesulit apapun caranya, ia akan berusaha untuk mendapatkan apa yang ia cintai.
            Lalu saat ia mendapatkan cinta itu, maka tak peduli seberapa sering ia merasa sakit karena adanya masalah-masalah yang hadir dalam kehidupan cinta mereka tapi mereka akan terus mempertahankan apa yang telah mereka dapatkan. Karena pada kenyataannya, cinta memang tidak hanya menghadirkan kebahagiaan, karena rasa sakit selalu ada berdampingan dengan kebahagiaan itu sendiri.

ANTARA PENSIL DAN PACAR



PENSIL DAN PACAR

            Jika pacar diibaratkan sebuah pensil, ada beberapa kejadian terhadap pulpen yang hampir sama dengan pacar, diantaranya:
·         Pensil bisa hilang, begitu pula dengan seorang pacar. Mereka bisa menghilang begitu saja karena tidak dijaga.
·         Jika tidak hilang, pensil sering kali diambil oleh teman kita sendiri. Sesuai kenyataan, tidak sedikit seseorang yang harus kehilangan pacar karena dikhianati teman atau bahkan sahabat sendiri.
·         Terkadang kita juga meninggalkan pensil yang lama setelah membeli pensil baru yang terlihat lebih bagus. Sering kali seorang pasangan meninggalkan pacarnya demi orang lain yang baru baginya dan gterlihat lebih baik.
·         Ada juga pensil yang digunakan terus menerus hingga habis. Tidak semua mereka yang berpacaran mengakhiri hubungan dengan begitu saja, karena ada juga pasaangan yang akhirnya menikah dan terpisah hanya setelah kematian.

SEPERTI AYAM MATI DI LUMBUNG PADI



JANGAN BIARKAN RAKYAT INDONESIA
MENJADI SEPERTI
AYAM YANG MATI DI LUMBUNG PADI

            Indonesia adalah negara yang subur, dengan sumber daya alam yang melimpah. Namun saat ini, kita dapat melihat banyak sekali pengangguran, banyak rakyat yang kelaparan, menjadi pengemis, pengamen, banyak anak-anak terkena gizi buruk.
            Indonesia merupakan negara pengekspor gula terbesar nomor 2 di dunia setelah Kuba pada zaman penjajahan Belanda. Tapi saat ini Indonesia justru menjadi negaraa importir gula terbesar nomor 2 di dunia setelah Rusia. Hal ini disebabkan oleh keraguan akan kemampuan meningkatkan produksi gula Indonesia setelah merosotnya produksi gula sebesar 40 persen selama 6 tahun dari tahun 1993 hingga 1999.
            Hingga Uni Eropa menjadi pengekspor gula utama di dunia. Padahal Uni Eropa menghasilkan gula dengan biaya produksi yang 20 persen lebih mahal dari gula tebu yang diproduksi di Indonesia. Hal ini terjadi karena negara tersebut melindungi potensi industri gulanya dan memanfaatkan pasar didalam negerinya untuk memperkuat industrinya
            Sedangkan di Indonesia, adanya gula murah dunia justru menghancurkan industri gula negara. Adanya paha ayam murah dari AS menghancurkan peternakan Indonesia. Bahkan Indonesia pernah menjadi negara pengekspor beras terbesar didunia, namun saat ini Indonesia justru harus mengimpor beras. Hal ini terjadi karena Indonesia tidak mampu melindungi dan memanfaatkan industri dan sumber daya alam yang ada.
            Sesuai dengan pribahasa kuno “Bagaikan ayam mati dilumbung padi”. Bangsa ini selalu mengaku sebagai bangsa yang besar, bangsa yang kaya, bangsa yang makmur, namun sayangnya sumber daya manusia yang ada tidak mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik. Pada akhirnya banyak sumber daya alam kita diambil alih produksi oleh negara-negara lain. Sedangkan rakyat Indonesia justru hanya menjadi buruh yang membantu produksi orang asing untuk mengambil sumber daya alam di Indonesia.
            Hal ini terjadi karena ketidakmampuan rakyat Indonesia untuk mengolah dan memaanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik karena kurangnya pendidikan, keinginan, daya saing dengan negara lain, dan pesimisme terhadap kemampuan diri sendiri.
            Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar generasi penerus bangsa memiliki daya saing yang tinggi dalam memproduksi sumber daya alam yang ada. Sehingga Indonesia kembali menjadi negara yang besar, kaya akan sumber daya alam, makmur, dan memiliki sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lain.
           
           

SEJARAH BOJONEGARA



SEJARAH BOJONEGARA

Perkembangan wilayah Banten memang tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sejarah Jawa Barat. Awalnya Banten adalah salah satu pelabuhan kecil milik Kerajaan Padjajaran (salah satu kerajaan Hindu terbesar di Jawa Barat pada abad 14 masehi), yang pusat kerajaannya berada di Pakuan (di sekitar kota Bogor sekarang). Perkembangan wilayah Banten semakin pesat setelah seorang muslim bernama Hasanuddin pada tahun 1527 merebut Banten Girang dari tangan Kerajaan Padjajaran. Wilayah Banten Girang akhirnya menjadi wilayah vassal (bawahan) dari Kerajaan Demak. Namun pada tahun 1550, Banten melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Kerajaan Demak dan berdiri sendiri menjadi sebuah kesultanan yang independen. Hasanuddin diangkat menjadi sultan pertama yang memerintah wilayah tersebut.

            Pada abad 16 hingga 17, Banten adalah kota terbesar di Asia Tenggara. Penduduknya mencapai 100.000 jiwa. Transportasi perdagangan menggunakan rakit dalam kanal-kanal buatan yang melintas di tengah kota. Banten pada saat itu sudah maju dan berkembang pesat seperti beberapa kota besar di eropa. Sebagai salah satu kota pelabuhan yang megah, Banten mempunyai dua buah pelabuhan yang besar. Pelabuhan pertama adalah pelabuhan yang menghubungkan Banten dengan para pedagang asing yang lokasinya terdapat di sebelah barat sungai Cibanten, sedangkan pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan perdagangan regional terdapat di sebelah timur sungai.

            Sedangkan pusat kota sekaligus pusat pemerintah terdapat di tengah tengah dua pelabuhan tersebut. Sebagai salah satu pelabuhan besar di Asia Tenggara pada saat itu, Banten memiliki pelabuhan yang tidak hanya besar tetapi juga lengkap dengan prasarana pelabuhan lainnya seperti, dermaga yang panjang menjorok ke laut, dok kapal, hingga gudang-gudang penyimpanan. Gambaran tentang pelabuhan tersebut secara detail dilukiskan oleh seorang pelaut W Shouten"s yang sempat berkunjung ke Banten pada tahun 1670. Lukisan W Shouten"s kini tersimpan di National Library di Paris. Pelabuhan Banten saat itu terlihat sangat besar dan teratur. Sepanjang pelabuhan bersandar kapal kapal dagang asing berlayar tinggi berjajar dan merapat di sana. Seiring dengan makin pesatnya aktivitas perdagangan di Banten, wilayah ini kemudian berubah menjadi salah satu pusat perdagangan yang cukup besar, melibatkan banyak negara Eropa dan Asia Timur Jauh.
Bahkan Banten disebut sebut sebagai salah satu pelabuhan paling strategis yang menghubungkan Asia dengan bangsa Eropa pada saat itu. Selain mengandalkan aktivitas perdagangan melalui dua pelabuhannya, Banten juga mempunyai modal lain di bidang ekonomi yaitu perkebunan. Sedangkan jenis tanaman yang ditanam dan menjadi andalan ekonomi Banten adalah gula dan rempah- rempah (merica, lada dan kayu manis).

            Kawasan Bojonegara termasuk dalam Wilayah Kabupaten Serang Propinsi Banten. Propinsi Banten terbagi menjadi empat wilayah kabupaten dan dua wilayah kota dengan total area 8.651.20 km2, yaitu: (Wilayah Administrasi Propinsi banten dapat dilihat pada peta 2.1)
• Kabupaten Serang, 1.643,72 km2
• Kabupaten Lebak, 2.941,40 km2
• Kabupaten Pandeglang, 2.595,35 km2
• Kabupaten Tangerang, 1.124,65 km2
• Kota Tangerang, 179,06 km2
• Kota Cilegon, 167,06 km 2

            Jumlah kecamatan di seluruh Banten sebanyak 124, jumlah desa sebanyak 1.337 dan kelurahan sebanyak 144. Secara administratif Kawasan Bojonegara termasuk dalam Wilayah Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel (merupakan pemekaran dari Kecamatan Bojonegara). Kecamatan Pulo Ampel dan Bojonegara memiliki luas keseluruhan sekitar 6.700,2 hektare dan dihuni hampir
75.000 jiwa. Saat ini diwilayah Bojonegara telah dibangun Pelabuhan internasional seluas 1100 Ha dengan pantai yang menghadap kelaut sepanjang 11,3 Km. Disekitar kawasan tersebut telah berdiri kawasan industri yang direncanakan mencapai 1372 hektar meliputi sebagian desa Salira, Mangunreja, Sumureja, Mangkunegara, Bojonegara, Ukisari, Margasari, Argawana, Margagiri, jenis industri yang dikembangkan adalah industri logam dasar, kimia dasar, rekayasa dan rancang bangun.

            Terdapat beberapa Potensi Pengembangan Wilayah Bojonegara, diantaranya :
a. Posisi dan letak geografis wilayah Bojonegara dalam konstelasi regional cukup strategis
b. Aksesibilitas wilayah Bojonegara yang tinggi (terdapat jalan propinsi, jalan tol Jakarta – Merak)
c. Tersedianya sumberdaya lahan relatif besar di wilayah Bojonegara yang sesuai dikembangkan untuk pengembangan perkotaan.
d. Tersedianya sumberdaya mineral berupa batu pasir dan tanah urug untuk mendukung pembangunan fisik kota.
e. Terdapatnya sumberdaya kelautan yang memungkinkan untuk pengembangan kegiatan penangkapan ikan dan daya dukung fisik untuk pengembangan IHP Bojonegara
f. Tersedianya sumberdaya manusia yang terdiri dari berbagai tingkat pendidikan dan keterampilan untuk menunjagn kegiatan di wilayah Bojonegara.
g. Keterbukaan masyarakat dalam menerima pembaharuan dan pembangunan nasional.
h. Terdapatnya sumberdaya binaan yakni sarana dan pasarana pemerintahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan dll) 

            Terdapat beberapa masalah Pengembangan Wilayah Bojonegara, diantaranya :
a. Curah hujan yang kecil (kurang dari 1000mm/tahun) di bagian timur, hal ini berakibat di wilayah ini relatif kering.
b. Adanya penduduk yang menempati area dengan kelerengan > 40 %
c. Terdapatnya kegiatan penambangan, pertanian di kawasan hutan lindung
d. Terjadinya penggusuran/ pembebasan lahan masyarakat, seperti perumahan, sawah, tegalan, kebun campuran serta perkantoran dan fasilitas umum sebagai dampak pengembangan pelabuhan, kawasan
industri, kawasan perkotaan, jalan tol dan kereta api
e. Kualifikasi/ kualitas penduduk setempat di wilayah Bojonegara yang masih rendah
f. Peningkatan harga tanah yang tinggi
g. Ancaman terjadinya pemukiman kumuh di kawasan nelayan atau di sempadan sungai/ di tanah-tanah negara.

PENGHENTIAN KURIKULUM 2013



PENGHENTIAN KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 merupakan salah satu kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini mulai diuji coba pada tahun 2013, hingga diterapkan pada tahun 2014. Dalam  uji coba kurikulum 2013, proses pembelajaran dirancang berpusat pada peserta didik (student centered active learning), tidak lagi berpusat pada guru (teacher centered learning). Selain itu, sifat pembelajaran bersifat kontekstual yaitu, guru tidak hanya beracuan pada buku teks saja tetapi juga harus mampu mengaitkan materi yang disampaikannya secara kontekstual.
       Selain itu, rancangan kurikulum 2013 bersifat sentralistik, dimana pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman, termasuk penyususnan silabus dan RPP.
       Karena semua komponen kurikulum sudah diatur oleh pemerintah, maka guru perlu menyesuaikan diri (beradaptasi) agar implementasi kurikulum 2013 dapat terlaksana dengan baik. Menteri pendidikan Mohammad Nuh menuturkan untuk menghadapi penerapan kuriulum 2013 ini, guru harus melakukan pelatihan cara mengajar yang harus dijalani selama 52 jam. Waktu pelatihan tersebut hanya pelatihan awal saj, kedepannya ada model pendampingan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
       Pelatihan tahap awal lebih menitikberatkan pada pelatihan metode pembelajaran dengan mengedepankan aspek pembelajaran sesuai tujuan kurikulum. Guru diharapkan dapat berkreativitas agar pembelajaran tidak membosankan, dan melibatkan aktivitas siswa agar dapat mengembangkan potensi dirinya.
       Adapun pelatihan pengajaran untuk Kurikulum 2013 terdiri dari tiga jenjang yaitu instruktur nasional, guru inti, dan guru massal.

       Jika melihat pada sejarah pemberlakuan kurikulum sebelumnya, secara teoritis kurikulum ini seluruhnya bertujuan baik. Namun, permasalahan kerap terjadi dimana yang diharapkan sering kali tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Guru memang ujung tombak agen perubahan, namun guru tidak serta merta dapat adaptif terhadap tuntunan perubahan ini.
       Sejak ditetapkannya Kurikulum 2013, tidak sedikit guru yang bersikap tidak terlalu peduli dengan perubahan kurikulum tersebut, mereka tetap melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara lama.
       Selain itu, ada beberapa masalah lain, diantaranya:
·      Banyak guru yang belum mendapatkan training Kurikulum 2013
Sebagian kecil lainnya sudah mengikuti pelatihan paling sedikit dua hari dan paling banyak satu minggu. Meski yakin bisa mengajarkan materi pelajaran sebagaimana mengajar saat kurikulum sebelumnya, akan tetapi mereka merasa belum cukup mendapatkan materi 2013. Kualitas belajar mengajar di sekolah dikhawatirkan semakin rendah, kareena guru tidak menguasai materi kurikulum 2013 seutuhnya.
·      Evaluasi autentik
Guru mengeluhkan metode penilaian siswa yang dianggap memberatkan, diman guru harus membuat penilaian dalam bentuk narasi untuk setiap siswa. Hal ini bermasalah terutama bagi guru yang mengelola murid dalam jumlah besar.
·      Infratruktur kurikulum belum tersedia sepenuhnya
Berbagai masalah muncul ketika banyak sekolah mengeluh karena belum tersedianya buku paket untuk siswa maupun buku pegangan untuk guru. Seperti dilansir dari keterangan tertulis  yang diterima Okezone, Kamis (28/8/2014), Indonesia Corruption Watch (ICW) telah melakukan pemantauan di jakarta selama tiga minggu pertama sejak penerapan kurikulum 2013. Dari pemantauan tersebut diperoleh beberapa informasi seperti buku pelajaran siswa yang belum tersedia seluruhnya terutama di jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD dan SMP). Akibatnya, siswa dan orang tua siswa manggandakan buku melalui fotokopi, membeli di toko buku, atau mengunduh dari internet.
·      Biaya tambahan
Orang tua siswa harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkan bahan Kurikulum 2013, karena pihak sekolah tidak bersedia membayar biaya unduh, print, fotokopi atau pembelian buku di toko buku dengan alasan bahwa dana bantuan operasional sekolah (BOS) terbatas dan hanya untuk membayar buku yang telah dipesan oleh sekolah.
·      Pergantian rezim di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pasca pemilihan presiden 2014
Kurikulum yang serentak diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015 di semua jenjang sekolah, dinilai terlalu dipaksakan untuk diterapkan. Selain karena belum  terpenuhinya ketersediaan  infrastruktur kurikulum, kesiapan guru, juga karena akan segera adanya pergantian rezim di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

       Penghentian Kurikulum 2013 dilakukan pada sekolah-sekolah yang baru menjalankan sistem pendidikan ini selama satu semester. Maksudnya, sekolah yang bersangkutan akan dikembalikan ke KTSP. Sesuai dengan surat edaran Mendikbud, menyebutkan bahwa sekolah yang baru menjalankan Kurikulum 2013 satu semester akan dikembalikan ke (kurikulum) 2006.
       Sebaliknya, Kurikulum 2013 dilanjutkan bagi sekolah yang sudah melaksanakannya minimal 3 Semester. Maka sekolah yang bersangkutan tidak harus kembali ke kurikulum 2006, atau jika sekolah tersebut bisa melaksanakan Kurikulum 2013 maka terus lanjut menggunakannya.
       Saat ini Kemendikbud Dikdasmen tengah melakukan evaluasi Kurikulum 2013, hal tersebut dilakukan bukan untuk mengubahnya, melainkan untuk menyempurnakan kurikulum baru tersebut, karena banyak masalah dalam pelaksanaannya.