Filsafat ku
Selasa, 16 Juni 2015
Kamis, 18 Desember 2014
FILSAFAT CINTA
FILSAFAT
CINTA KHALIL GIBRAN
· Jangan kau kira cinta datang dari
keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan
jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun
bahkan abad.
Maksudnya,
cinta datang tanpa ditentukan oleh waktu. Tidak peduli seberapa lama mereka
salingb mengenal, tanpa adanya kecocokan cinta tidak akan pernah hadir meski
mereka telah saling mengenal dalam waktu yang sangat lama.
Bahkan
sebaliknya, cinta bisa saja datang diantara dua orang yang baru saja saling
mengenal, karena cinta bisa datang karena adanya pesona kecocokan yang bisa
saja terlihat pada pertemuan pertama.
· Jangan sekali-kali berpikir bahwa
engkau akan mampu memilih jalan sendiri sebab cintalah yang akan menuntunmu
kejalannya.
Maksudnya,
saat seseorang terlibat cinta, maka mereka tidak akan mampu memaksakan perasaan
mereka sesuai dengan pikiran. Terkadang, saat mereka berpikir untuk memilih
berhenti mencintai, tapi hati dan perasaan tidak bisa berhenti begitu saj, akan
ada rasa sakit yang dirasakan saat seseorang tersebut memeksakan hati dan
perasaan mereka untuk berhenti sesuai pilihan mereka.
·
Ketika
cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta
memelukmu maka dakaplah ia walau pedang disela-sela sayapnya melukaimu.
Maksudnya, saat seseorang merasakan
cinta maka ia akan berusaha untuk mendapatkannya tak peduli sesulit apapun
caranya, ia akan berusaha untuk mendapatkan apa yang ia cintai.
Lalu saat ia mendapatkan cinta itu,
maka tak peduli seberapa sering ia merasa sakit karena adanya masalah-masalah
yang hadir dalam kehidupan cinta mereka tapi mereka akan terus mempertahankan
apa yang telah mereka dapatkan. Karena pada kenyataannya, cinta memang tidak
hanya menghadirkan kebahagiaan, karena rasa sakit selalu ada berdampingan
dengan kebahagiaan itu sendiri.
ANTARA PENSIL DAN PACAR
PENSIL DAN PACAR
Jika pacar diibaratkan sebuah pensil, ada beberapa
kejadian terhadap pulpen yang hampir sama dengan pacar, diantaranya:
·
Pensil bisa
hilang, begitu pula dengan seorang pacar. Mereka bisa menghilang begitu saja
karena tidak dijaga.
·
Jika tidak hilang,
pensil sering kali diambil oleh teman kita sendiri. Sesuai kenyataan, tidak
sedikit seseorang yang harus kehilangan pacar karena dikhianati teman atau
bahkan sahabat sendiri.
·
Terkadang kita
juga meninggalkan pensil yang lama setelah membeli pensil baru yang terlihat
lebih bagus. Sering kali seorang pasangan meninggalkan pacarnya demi orang lain
yang baru baginya dan gterlihat lebih baik.
·
Ada juga pensil
yang digunakan terus menerus hingga habis. Tidak semua mereka yang berpacaran
mengakhiri hubungan dengan begitu saja, karena ada juga pasaangan yang akhirnya
menikah dan terpisah hanya setelah kematian.
SEPERTI AYAM MATI DI LUMBUNG PADI
JANGAN BIARKAN RAKYAT INDONESIA
MENJADI SEPERTI
AYAM YANG MATI DI LUMBUNG PADI
Indonesia adalah negara yang subur, dengan sumber daya
alam yang melimpah. Namun saat ini, kita dapat melihat banyak sekali
pengangguran, banyak rakyat yang kelaparan, menjadi pengemis, pengamen, banyak
anak-anak terkena gizi buruk.
Indonesia merupakan negara pengekspor gula terbesar nomor
2 di dunia setelah Kuba pada zaman penjajahan Belanda. Tapi saat ini Indonesia
justru menjadi negaraa importir gula terbesar nomor 2 di dunia setelah Rusia.
Hal ini disebabkan oleh keraguan akan kemampuan meningkatkan produksi gula
Indonesia setelah merosotnya produksi gula sebesar 40 persen selama 6 tahun
dari tahun 1993 hingga 1999.
Hingga Uni Eropa menjadi pengekspor gula utama di dunia.
Padahal Uni Eropa menghasilkan gula dengan biaya produksi yang 20 persen lebih
mahal dari gula tebu yang diproduksi di Indonesia. Hal ini terjadi karena
negara tersebut melindungi potensi industri gulanya dan memanfaatkan pasar
didalam negerinya untuk memperkuat industrinya
Sedangkan di Indonesia, adanya gula murah dunia justru
menghancurkan industri gula negara. Adanya paha ayam murah dari AS
menghancurkan peternakan Indonesia. Bahkan Indonesia pernah menjadi negara
pengekspor beras terbesar didunia, namun saat ini Indonesia justru harus
mengimpor beras. Hal ini terjadi karena Indonesia tidak mampu melindungi dan
memanfaatkan industri dan sumber daya alam yang ada.
Sesuai dengan pribahasa kuno “Bagaikan ayam mati
dilumbung padi”. Bangsa ini selalu mengaku sebagai bangsa yang besar, bangsa
yang kaya, bangsa yang makmur, namun sayangnya sumber daya manusia yang ada
tidak mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik. Pada akhirnya
banyak sumber daya alam kita diambil alih produksi oleh negara-negara lain.
Sedangkan rakyat Indonesia justru hanya menjadi buruh yang membantu produksi
orang asing untuk mengambil sumber daya alam di Indonesia.
Hal ini terjadi karena ketidakmampuan rakyat Indonesia
untuk mengolah dan memaanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik karena
kurangnya pendidikan, keinginan, daya saing dengan negara lain, dan pesimisme
terhadap kemampuan diri sendiri.
Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia agar generasi penerus bangsa memiliki daya saing yang
tinggi dalam memproduksi sumber daya alam yang ada. Sehingga Indonesia kembali
menjadi negara yang besar, kaya akan sumber daya alam, makmur, dan memiliki
sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lain.
SEJARAH BOJONEGARA
SEJARAH
BOJONEGARA
Perkembangan wilayah Banten memang
tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sejarah Jawa Barat. Awalnya Banten
adalah salah satu pelabuhan kecil milik Kerajaan Padjajaran (salah satu
kerajaan Hindu terbesar di Jawa Barat pada abad 14 masehi), yang pusat kerajaannya
berada di Pakuan (di sekitar kota Bogor sekarang). Perkembangan wilayah Banten
semakin pesat setelah seorang muslim bernama Hasanuddin pada tahun 1527 merebut
Banten Girang dari tangan Kerajaan Padjajaran. Wilayah Banten Girang akhirnya
menjadi wilayah vassal (bawahan) dari Kerajaan Demak. Namun pada tahun 1550,
Banten melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Kerajaan Demak dan berdiri
sendiri menjadi sebuah kesultanan yang independen. Hasanuddin diangkat menjadi
sultan pertama yang memerintah wilayah tersebut.
Pada abad 16 hingga 17, Banten adalah kota terbesar di Asia Tenggara. Penduduknya mencapai 100.000 jiwa. Transportasi perdagangan menggunakan rakit dalam kanal-kanal buatan yang melintas di tengah kota. Banten pada saat itu sudah maju dan berkembang pesat seperti beberapa kota besar di eropa. Sebagai salah satu kota pelabuhan yang megah, Banten mempunyai dua buah pelabuhan yang besar. Pelabuhan pertama adalah pelabuhan yang menghubungkan Banten dengan para pedagang asing yang lokasinya terdapat di sebelah barat sungai Cibanten, sedangkan pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan perdagangan regional terdapat di sebelah timur sungai.
Sedangkan pusat kota sekaligus pusat
pemerintah terdapat di tengah tengah dua pelabuhan tersebut. Sebagai salah satu
pelabuhan besar di Asia Tenggara pada saat itu, Banten memiliki pelabuhan yang
tidak hanya besar tetapi juga lengkap dengan prasarana pelabuhan lainnya
seperti, dermaga yang panjang menjorok ke laut, dok kapal, hingga gudang-gudang
penyimpanan. Gambaran tentang pelabuhan tersebut secara detail dilukiskan oleh
seorang pelaut W Shouten"s yang sempat berkunjung ke Banten pada tahun
1670. Lukisan W Shouten"s kini tersimpan di National Library di Paris.
Pelabuhan Banten saat itu terlihat sangat besar dan teratur. Sepanjang
pelabuhan bersandar kapal kapal dagang asing berlayar tinggi berjajar dan
merapat di sana. Seiring dengan makin pesatnya aktivitas perdagangan di Banten,
wilayah ini kemudian berubah menjadi salah satu pusat perdagangan yang cukup
besar, melibatkan banyak negara Eropa dan Asia Timur Jauh.
Bahkan Banten disebut sebut sebagai salah satu pelabuhan
paling strategis yang menghubungkan Asia dengan bangsa Eropa pada saat itu.
Selain mengandalkan aktivitas perdagangan melalui dua pelabuhannya, Banten juga
mempunyai modal lain di bidang ekonomi yaitu perkebunan. Sedangkan jenis
tanaman yang ditanam dan menjadi andalan ekonomi Banten adalah gula dan rempah-
rempah (merica, lada dan kayu manis).
Kawasan Bojonegara termasuk dalam
Wilayah Kabupaten Serang Propinsi Banten. Propinsi Banten terbagi menjadi empat
wilayah kabupaten dan dua wilayah kota dengan total area 8.651.20 km2, yaitu:
(Wilayah Administrasi Propinsi banten dapat dilihat pada peta 2.1)
• Kabupaten Serang, 1.643,72 km2
• Kabupaten Lebak, 2.941,40 km2
• Kabupaten Pandeglang, 2.595,35 km2
• Kabupaten Tangerang, 1.124,65 km2
• Kota Tangerang, 179,06 km2
• Kota Cilegon, 167,06 km 2
• Kabupaten Serang, 1.643,72 km2
• Kabupaten Lebak, 2.941,40 km2
• Kabupaten Pandeglang, 2.595,35 km2
• Kabupaten Tangerang, 1.124,65 km2
• Kota Tangerang, 179,06 km2
• Kota Cilegon, 167,06 km 2
Jumlah kecamatan di seluruh Banten sebanyak 124, jumlah desa sebanyak 1.337 dan kelurahan sebanyak 144. Secara administratif Kawasan Bojonegara termasuk dalam Wilayah Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel (merupakan pemekaran dari Kecamatan Bojonegara). Kecamatan Pulo Ampel dan Bojonegara memiliki luas keseluruhan sekitar 6.700,2 hektare dan dihuni hampir
75.000 jiwa. Saat ini diwilayah Bojonegara telah dibangun
Pelabuhan internasional seluas 1100 Ha dengan pantai yang menghadap kelaut
sepanjang 11,3 Km. Disekitar kawasan tersebut telah berdiri kawasan industri
yang direncanakan mencapai 1372 hektar meliputi sebagian desa Salira,
Mangunreja, Sumureja, Mangkunegara, Bojonegara, Ukisari, Margasari, Argawana,
Margagiri, jenis industri yang dikembangkan adalah industri logam dasar, kimia
dasar, rekayasa dan rancang bangun.
Terdapat beberapa Potensi
Pengembangan Wilayah Bojonegara, diantaranya :
a. Posisi dan letak geografis wilayah Bojonegara dalam konstelasi regional cukup strategis
b. Aksesibilitas wilayah Bojonegara yang tinggi (terdapat jalan propinsi, jalan tol Jakarta – Merak)
c. Tersedianya sumberdaya lahan relatif besar di wilayah Bojonegara yang sesuai dikembangkan untuk pengembangan perkotaan.
d. Tersedianya sumberdaya mineral berupa batu pasir dan tanah urug untuk mendukung pembangunan fisik kota.
e. Terdapatnya sumberdaya kelautan yang memungkinkan untuk pengembangan kegiatan penangkapan ikan dan daya dukung fisik untuk pengembangan IHP Bojonegara
f. Tersedianya sumberdaya manusia yang terdiri dari berbagai tingkat pendidikan dan keterampilan untuk menunjagn kegiatan di wilayah Bojonegara.
g. Keterbukaan masyarakat dalam menerima pembaharuan dan pembangunan nasional.
h. Terdapatnya sumberdaya binaan yakni sarana dan pasarana pemerintahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan dll)
a. Posisi dan letak geografis wilayah Bojonegara dalam konstelasi regional cukup strategis
b. Aksesibilitas wilayah Bojonegara yang tinggi (terdapat jalan propinsi, jalan tol Jakarta – Merak)
c. Tersedianya sumberdaya lahan relatif besar di wilayah Bojonegara yang sesuai dikembangkan untuk pengembangan perkotaan.
d. Tersedianya sumberdaya mineral berupa batu pasir dan tanah urug untuk mendukung pembangunan fisik kota.
e. Terdapatnya sumberdaya kelautan yang memungkinkan untuk pengembangan kegiatan penangkapan ikan dan daya dukung fisik untuk pengembangan IHP Bojonegara
f. Tersedianya sumberdaya manusia yang terdiri dari berbagai tingkat pendidikan dan keterampilan untuk menunjagn kegiatan di wilayah Bojonegara.
g. Keterbukaan masyarakat dalam menerima pembaharuan dan pembangunan nasional.
h. Terdapatnya sumberdaya binaan yakni sarana dan pasarana pemerintahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan dll)
Terdapat beberapa masalah
Pengembangan Wilayah Bojonegara, diantaranya :
a. Curah hujan yang kecil (kurang dari 1000mm/tahun) di bagian timur, hal ini berakibat di wilayah ini relatif kering.
b. Adanya penduduk yang menempati area dengan kelerengan > 40 %
c. Terdapatnya kegiatan penambangan, pertanian di kawasan hutan lindung
d. Terjadinya penggusuran/ pembebasan lahan masyarakat, seperti perumahan, sawah, tegalan, kebun campuran serta perkantoran dan fasilitas umum sebagai dampak pengembangan pelabuhan, kawasan
industri, kawasan perkotaan, jalan tol dan kereta api
e. Kualifikasi/ kualitas penduduk setempat di wilayah Bojonegara yang masih rendah
f. Peningkatan harga tanah yang tinggi
g. Ancaman terjadinya pemukiman kumuh di kawasan nelayan atau di sempadan sungai/ di tanah-tanah negara.
a. Curah hujan yang kecil (kurang dari 1000mm/tahun) di bagian timur, hal ini berakibat di wilayah ini relatif kering.
b. Adanya penduduk yang menempati area dengan kelerengan > 40 %
c. Terdapatnya kegiatan penambangan, pertanian di kawasan hutan lindung
d. Terjadinya penggusuran/ pembebasan lahan masyarakat, seperti perumahan, sawah, tegalan, kebun campuran serta perkantoran dan fasilitas umum sebagai dampak pengembangan pelabuhan, kawasan
industri, kawasan perkotaan, jalan tol dan kereta api
e. Kualifikasi/ kualitas penduduk setempat di wilayah Bojonegara yang masih rendah
f. Peningkatan harga tanah yang tinggi
g. Ancaman terjadinya pemukiman kumuh di kawasan nelayan atau di sempadan sungai/ di tanah-tanah negara.
PENGHENTIAN KURIKULUM 2013
PENGHENTIAN KURIKULUM 2013
Kurikulum
2013 merupakan salah satu kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan di
Indonesia. Kurikulum ini mulai diuji coba pada tahun 2013, hingga diterapkan
pada tahun 2014. Dalam uji coba
kurikulum 2013, proses pembelajaran dirancang berpusat pada peserta didik
(student centered active learning), tidak lagi berpusat pada guru (teacher
centered learning). Selain itu, sifat pembelajaran bersifat kontekstual yaitu,
guru tidak hanya beracuan pada buku teks saja tetapi juga harus mampu
mengaitkan materi yang disampaikannya secara kontekstual.
Selain itu, rancangan kurikulum 2013 bersifat sentralistik,
dimana pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Pemerintah menyiapkan semua komponen
kurikulum sampai buku teks dan pedoman, termasuk penyususnan silabus dan RPP.
Karena semua komponen kurikulum sudah diatur oleh pemerintah,
maka guru perlu menyesuaikan diri (beradaptasi) agar implementasi kurikulum
2013 dapat terlaksana dengan baik. Menteri pendidikan Mohammad Nuh menuturkan
untuk menghadapi penerapan kuriulum 2013 ini, guru harus melakukan pelatihan
cara mengajar yang harus dijalani selama 52 jam. Waktu pelatihan tersebut hanya
pelatihan awal saj, kedepannya ada model pendampingan dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
Pelatihan tahap awal lebih menitikberatkan pada pelatihan
metode pembelajaran dengan mengedepankan aspek pembelajaran sesuai tujuan
kurikulum. Guru diharapkan dapat berkreativitas agar pembelajaran tidak
membosankan, dan melibatkan aktivitas siswa agar dapat mengembangkan potensi
dirinya.
Adapun pelatihan pengajaran untuk Kurikulum 2013 terdiri dari
tiga jenjang yaitu instruktur nasional, guru inti, dan guru massal.
Jika melihat pada sejarah pemberlakuan kurikulum sebelumnya,
secara teoritis kurikulum ini seluruhnya bertujuan baik. Namun, permasalahan
kerap terjadi dimana yang diharapkan sering kali tidak sesuai dengan kenyataan
yang terjadi. Guru memang ujung tombak agen perubahan, namun guru tidak serta
merta dapat adaptif terhadap tuntunan perubahan ini.
Sejak ditetapkannya Kurikulum 2013, tidak sedikit guru yang
bersikap tidak terlalu peduli dengan perubahan kurikulum tersebut, mereka tetap
melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara lama.
Selain itu, ada beberapa masalah lain, diantaranya:
· Banyak
guru yang belum mendapatkan training Kurikulum 2013
Sebagian kecil lainnya
sudah mengikuti pelatihan paling sedikit dua hari dan paling banyak satu
minggu. Meski yakin bisa mengajarkan materi pelajaran sebagaimana mengajar saat
kurikulum sebelumnya, akan tetapi mereka merasa belum cukup mendapatkan materi
2013. Kualitas belajar mengajar di sekolah dikhawatirkan semakin rendah,
kareena guru tidak menguasai materi kurikulum 2013 seutuhnya.
· Evaluasi
autentik
Guru mengeluhkan metode
penilaian siswa yang dianggap memberatkan, diman guru harus membuat penilaian
dalam bentuk narasi untuk setiap siswa. Hal ini bermasalah terutama bagi guru
yang mengelola murid dalam jumlah besar.
· Infratruktur
kurikulum belum tersedia sepenuhnya
Berbagai masalah muncul
ketika banyak sekolah mengeluh karena belum tersedianya buku paket untuk siswa
maupun buku pegangan untuk guru. Seperti dilansir dari keterangan tertulis yang diterima Okezone, Kamis (28/8/2014),
Indonesia Corruption Watch (ICW) telah melakukan pemantauan di jakarta selama
tiga minggu pertama sejak penerapan kurikulum 2013. Dari pemantauan tersebut
diperoleh beberapa informasi seperti buku pelajaran siswa yang belum tersedia
seluruhnya terutama di jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD dan SMP).
Akibatnya, siswa dan orang tua siswa manggandakan buku melalui fotokopi,
membeli di toko buku, atau mengunduh dari internet.
· Biaya
tambahan
Orang tua siswa harus
mengeluarkan biaya untuk mendapatkan bahan Kurikulum 2013, karena pihak sekolah
tidak bersedia membayar biaya unduh, print, fotokopi atau pembelian buku di
toko buku dengan alasan bahwa dana bantuan operasional sekolah (BOS) terbatas
dan hanya untuk membayar buku yang telah dipesan oleh sekolah.
· Pergantian
rezim di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pasca pemilihan
presiden 2014
Kurikulum yang serentak
diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015 di semua jenjang sekolah, dinilai
terlalu dipaksakan untuk diterapkan. Selain karena belum terpenuhinya ketersediaan infrastruktur kurikulum, kesiapan guru, juga
karena akan segera adanya pergantian rezim di Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Penghentian Kurikulum 2013 dilakukan pada
sekolah-sekolah yang baru menjalankan sistem pendidikan ini selama satu
semester. Maksudnya, sekolah yang bersangkutan akan dikembalikan ke KTSP.
Sesuai dengan surat edaran Mendikbud, menyebutkan bahwa sekolah yang baru
menjalankan Kurikulum 2013 satu semester akan dikembalikan ke (kurikulum) 2006.
Sebaliknya, Kurikulum 2013 dilanjutkan
bagi sekolah yang sudah melaksanakannya minimal 3 Semester. Maka sekolah yang
bersangkutan tidak harus kembali ke kurikulum 2006, atau jika sekolah tersebut
bisa melaksanakan Kurikulum 2013 maka terus lanjut menggunakannya.
Saat ini Kemendikbud Dikdasmen tengah
melakukan evaluasi Kurikulum 2013, hal tersebut dilakukan bukan untuk
mengubahnya, melainkan untuk menyempurnakan kurikulum baru tersebut, karena
banyak masalah dalam pelaksanaannya.
Langganan:
Postingan (Atom)